Rabu, 07 Juni 2017

MODEL-MODEL KONSELING PSIKOANALISIS

1.    Konseling Psikodinamika
Barton dan Suss (dalam Palmer.2011:423) menyatakan bahwa konseling psikodinamika terkait dengan bagaimana kita mengelabui diri kita sendiri dalam hal tujuan, hasrat dan keyakinan kita dan bagaimana pengelabuan itu menciptakan konflik antara tujuan yang kita nyatakan dan tindakan kita. Prinsip psikodinamika didasarkan oleh gagasan aliran psikoanalisis Sigmund Freud, seorang dokter, neurology, dan psikoanalisis. Salah satu prinsip psikodinamika adalah kita tidak menyadari motif kita, dan bahwa jika motif itu diketahui kita bisa membuat pilihan-pilihan baik dan tidak begitu bertentangan. Namun kita sering kali menolak atau defensif untuk mengakui motif yang tersembunyi tersebut, atau diitilahkan “bawah sadar” oleh para teoritikus psikodinamika, sehingga kita tak mampu berubah—kita tampaknya punya kecenderungan untuk mengulang perilaku masa lalu. Pengulangan muncul karena pengalaman masa kecil, yang pada saaat itu perilaku tersebut memugkinkan kita mengatasi problem dengan mengabaikan atau menindas perasaan-perasaan buruk.

latar belakang

Akar  modern konseling psikodinamika bisa ditelusuri dengan menengok kembali para penghipnotis abad kedelapan belas yang tertarik dengan gagasan tentang sub-kepribadian bawah sadar dan penyebab psikologis suatu penyakit.  Gagasan tersebut pada abad kesembilan belas mendorong bangkitnya psikoterapi yang bertujuan mengembalikan ketidakseimbangan pikiran dengan menggunakan metode-metode yang sekarang kita sebut sebagai hipnotis. Pada akhir abad kesembilan belas, dua teoritikus, Freud dan Pierre Janet, seorang psikolog secara mandiri mulai merumuskan teori-teroi pikiran yang kemudian dominan di abad ke dua puluh.

pendiri / pengembang utama

Sigmund Freud lahir pada 6 Maret 1856 di Freiberg, Moravia. Freud adalah putra sulung dari pasangan Jacob dan Amalie Natashon Freud, meskipun ayahnya memiliki dua putra lain, Emanuel dan Philip dari pernikahanya sebelumnya.  Jacob dan Amalie memiliki tujuh anak lagi selama 10 tahun namun, Sigmund tetap menjadi putra favorit ibunya. Inilah menjadi fondasi keyakinan-diri Freud seumur hidupnya (Feist dan Feist. 2008).  Sebagai seorang pemuda terpelajar dan berpikiran serius, ia tidak memiliki keakraban dengan salah-satu adik-adiknya. Namun dia menikmati hubungan yang hangat dan penuh pengertian dengan ibunya, hal tersebut mendorongnya untuk mengobservasi hubungan ibu/anak adalah hubungan yang paling sempurna dan paling bebas dari ambivalensi bila dibandingkan dengan semua hubungan antarmanusia yang ada.    
Ketika Freud berusia satu setenngah tahun, ibunya melahirkan putra kedua, Julius, Sigmund dipengaruhi oleh kebencian terhadap adiknya itu dan di alam bawah sadar tertanam harapan akan  kematian adiknya itu. Ketika Julius meninggal pada usia 6 bulan. Sigmund merasa sangat bersalah sudah menyebabkan kematian adiknya. Ketika ia mencapai usia paruh baya, dia menyadari bahwa harapanya tidak sunguh-sungguh menjadi penyebab kematian adiknya, dan anak- anak sering kali memiliki harapan atas kematian adiknya. Temuan tersebut membebaskan rasa bersalah Freud dan analisis tersebut menjadi sumbangan penting bagi perkembangan psikisnya yang kemudian.
Pada 1885 dia memutuskan untuk belajar di Paris di bawah bimbingan neurolog Perancis, Jean-Martin Charcot. Dia mempelajari teknik hipnotis untuk merawat hysteria. Melalui hipnotis dia menjadi yakin kepada asal-usul psikogenik dan seksual dari simtom-simtom hysteria. Ketika menjadi mahasiswa kedokteran dia menjalin hubungan professional dan persahabatan dengan Josef Breur. Breur mengajarkan Freud katarsis, proses menghilangkan simtom histeria dengan menyuruh pasien menceritakan keluhanya. Saat  menggunakan katarsis Freud secara bertahap dan eksperimentatif menemukan teknik asosiasi bebas.
Penulis resmi biografi Freud, Ernest Jones (1953) percaya bahwa Freud menderita psikoneurosis berat. Peter Gay (1988) menyatakan  bahwa tak lama setelah ayahnya meninggal, Freud “berusaha membebaskan diri dari konflik oedipalnya dengan keliaran yang ganjil”. Henry Ellenber melukiskan periode dalam hidup Freud ini sebagai periode “penyakit kreatif”, sebuah kondisi yang dicirikan oleh depresi, neurosis, gangguan psikosomatis, dan keasyikan mendalam dengan beberapa bentuk aktivitas kreatif. Namun pada setiap titik usia paruh baya, Freud menderita keraguan diri, depresi, obsesi dengan kematianya sendiri.
Konsep Dasar

Aspek penting dalam teori Freud adalah ide bahwa pengalaman traumatik itu direpresi secara aktif. Hal itu dilihat sebagai cara untuk menciptakan alam bawah sadar. Represi dilihat sebagai cara meninggalkan tanda-tanda pada materi yang belum terproses di masa lalu. Freud mengajukan gagasan bahwa selama terapi pasien akan melihat terapis sedemikian rupa hingga ia memercayai hal-hal yang terkait dengan pengalaman pada masa lalu dengan orang lain yang penting baginya, yang disebut transferensi.
Struktur Kepribadian
Corey (2013: 14-15) menjelaskan menurut pandangan psikoanalitik, struktur kepribadian terdiri dari tiga sistim yaitu id,ego, superego. Id adalah komponen biologis, ego adalah komponen psikologis, superego adalah komponen sosial.
Id adalah sistim kepribadian yang orisinil. Id bekerja atas prinsip kesenangan. Id merupakan tempat bersemayam naluri-naluri. Id kurang terorganisasi, buta, menuntut, dan mendesak. Id tidak dapat menolerir ketegangan. Dengan diatur oleh asas kesenangan yang diarahkan pada pengurangan tegangan, penghindaran kesakitan, dan perolehan kesenangan. Id bersifat tak sadar, tidak logis, amoral, dan didorong oleh suatu kepentingan yaitu memuaskan kebutuhan naluriah dengan asas kesenangan.
Ego memiliki kontak dengan dunia eksternal dari kenyataan. Ego adalah eksekutif dari kepribadian yang memerintah, mengendalikan, mengatur. Sebagai “polisi lalu lintas” bagi id, superego, dan dunia eksternal. Ego melaksanakan sensor dan mengendalikan kesadaran.  Dengan diatur oleh asas kenyataan, ego bersifat realistis dan berfikir logis. Ego adalah tempat bersemayam intelegensi dan rasionalitas yang mengawasi dan mengendalikan impuls buta dari id.
Superego adalah cabang moral atau hukum dari kepribadian. Superego adalah kode moral individu yang urusanya adalah menentukan baik/buruk, benar/salah suatu tindakan. Superego merepresentasikan hal yang ideal alih-alih hal yang riel, dan mendorong sesuatu atas prinsip kesempurnaan. Superego merepresentasikan nilai tradisional dan ideal masyarakat yang diajarkan orang tua kepada anak. Superego berkaitan dengan imbalan dan hukuman. Imbalanya adalah perasaan bangga dan mencintai diri, sedangkan hukumanya adalah perasaan berdosa dan rendah diri.
Pandangan Tentang Sifat Manusia
Pandangan Freud mengenai sifat manusia pada dasarnya pesimistik, deterministik, mekanistik, dan reduksionistik. Menurut Freud, manusia dideterminasi oleh kekuatan-kekuatan irasional, motivasi tak sadar, kebutuhan-kebutuhan, dan dorongan-dorongan biologis, dan naluriah dan oleh peristiwa-peristiwa psikoseksual yang terjadi selama lima tahun pertama dari kehidupan.
Manusia dipandang sebagai sitim energi.dinamika keribadian terdiri dari bagaimana energi psikis dibagikan kepada id, ego, superego. Karena energi terbatas maka satu sistim memegang energi yang tersedia sambil emngorbankandua system yang lainya. Tingkah laku dideterminasi oleh energi psikis ini.
Freud menekankan peran naluri-naluri. Segenap naluri bersifat bawaan dan biologis. Freud menekankan naluri seksual dan impuls agresif. Ia melihat tingkah laku sebagai dideterminasi oleh hasrat memperoleh kesenangan dan menghindari kesakitan. Manusia memiliki naluri kehidupan dan kematian. Menurutnya tujuan segenap kehidupan adalah kematian, kehidupan tidak lain adalah jalan melingkar kearah kematian.
Kesadaran dan ketaksadaran
            Kesadaran bagi Freud merupakan bagian kecil dari keseluruhan jiwa manusia. Ibarat gunung es bagian terbesarnya adalah yang berada dibawah permukaan air. Dalam hal ini bagian terbesar jiwa manuasia adalah apa yang mengapung di bawah permukaan air yaitu ketaksadaran. Ketaksadaran menyimpan pengalaman-pengalaman, ingatan, dan bahan  yang direpresi. Ketaksadaran bisa mencakup : 1) mimppi-mimpi, yang merupakan representasi kebutuhan, hasrat, dan konflik, 2) salah ucap, 3) sugesti pascahipnotik, 4) bahan-bahan yang berasal dari teknik asosiasi bebas dan proyektif.
Kecemasan
            Kecemasan adalah kondisi tegang yang memotivasi untuk berbuat sesuatu. Kecemasan berfungsi sebagai pengingat akan adanya ancaman bahaya, yaitu sinyal bagi ego yang akan terus meningkat jika tindakan yang layak tidak segera diambil. Apabila tidak dapat mengendalikan kecemasan melalui cara yang rasional maka ego akan melakukan mekanisme pertahan ego.
 Terdapat tiga macam kecemasan yaitu kecemasan yaitu kecemasan realistis, kecemasan neurotic, dan kecemasan moral. Kecemasan realistis adlah ketakutan terhadap dunia eksternal, dan taraf kecemasanya sesuai dengan derajat ancaman yang ada. Kecemasan neurotic adalah ketakutan terhadap tidak terkendalinya naluri-naluri yang menyebabkan seseorang dapat hukuman. Kecemasa moral adalah ketakutan terhadap hati nurani sendiri. Orang yang hati nuraninya berkembang baik cenderung berdosa jika melakukan sesuatu yyang berlawanan dengan kode moral yang dimilikinya.
Mekanisme pertahan ego
            Mekanisme ini digunakan untuk mengatasi kecemasan dan mencegah terlukanya ego. Mekanisme pertahan ego memiliki dua cirri yaitu  menyangkal atau mendistorsi kenyataan dan beroperasi pada tahap tak sadar. Beberapa bentuk mekanisme pertahan ego meliputi :
1.      Penyangkalan,  “menutup mata” terhadap keberadaan kenyataan yang mengancam. Individu menolak sejumlah aspek yang membangkitkan kecemasan.
2.      Proyeksi,mengalamatkan sifat-sifat tertentu yang tidak bisa diterima ego kepada orang lain.
3.      Fiksasi,  artinya menjadi terpaku pada tahap-tahap perkembangan yang lebih awal karena melangkah ke tahap selanjutnya dapat menimbulkan kecemasan.
4.      Regresi, adalah melangkah mundur ke fase perkembangan yang lebih awal yang tuntutanya tidak telalu besar.
5.      Rasionalisasi¸ menciptaka alasan yang baik guna menghindari ego dari cedera.
6.      Sublimasi, menggunakan jalan keluar yang lebih tinggi atau yang lebih dapat diterima masyarakat.
7.      Displacement, mengarahkan energi kepada objek atau orang lain.
8.      Represi, melupakan isi kesadaran yang traumatis atau membangkitkan kecemasan.
9.      Formasi reaksi, melakukan tindakan yang berlawanan dengan hasrat tak sadar, jika perasaan yang aslinya dapat menimbulkan ancaman.

Ansumsi  Tingkah Laku Sehat dan Bermasalah
1.      Pribadi Sehat
Memiliki mekanisme pertahanan yang baik. Maksudnya pribadi yang bisa mengorganisir struktur kepribadiannya dengan baik dan bisa menyelaraskan antara id, ego, dan superegonya. Dalam hal ini individu tidak mengalami pengalaman frustasi yang berlebihan dan Ego bertindak secara rasional dalam mengambil tindakan-tindakan untuk mengatasi kecemasan yang muncul.


2.        Pribadi Bermasalah
Memiliki mekanisme pertahanan yang buruk. Maksudnya pribadi yang tidak bisa mengorganisir struktur kepribadiannya dengan baik dan tidak bisa menyelaraskan antara id, ego, dan superegonya. Ego bisa saja membiarkan dorongan-dorongan atau menekan perasaan-perasaan seksual dengan melakukan tindakan yang irasional dalam menghadapi kecemasan.

Hakikat dan Tujuan Konseling
            Tujuan terapi psikoanalitik adalah membentuk kembali struktur katakter individual dengan jalan membuat kesadaran yang tidak disadari di dalam diri klien. Proses terapeutik difokuskan pada upaya mengalami kembali pengalaman masa kank-kanak. Pengalaman masa lampau direkontruksi, dibahas, dan dianalisis, dan ditafsirkan dengan sasaran merekontruksi kepribadian. Terapi ini menekankan dimensi afektif dari upaya ketaksadaran diketahui.
Peran dan Fungsi Konselor
            Dalam terapi ini terapis membiarkan diri anonym serta hanya sedikit berbagi perasaan dan pengalaman sehingga klien memproyeksikan dirinya kepada analis. Proyeksi klien menjadi bahan terapi, ditafsirkan, dan dianalisis. Terapis membantu klien dalam mencapai kesadaran diri, kejujuran, keefektifan  dalam melakukan hubungan personal, dalam menangani kecemasan secara realistis, serta dalam memperoleh kendali atas tingkah laku yang impulsive dan irasional.
 Analis sebelumnya harus mampu membangun hubungan kerja yang baik dengan klien, kemudian banyak mendengar dan menafsirkan. Analis berusaha mendengar dan mengetahui kapan dia harus membuat penafsiran yang layak untuk mempercepat proses penyingkapkan  hal-hal yang tidak disadari.  Analis mendengarkan kesenjangan dan pertentangan-pertentangan pada serita klien, mengartikan mimpi, dan asoisasi bebas yang dilaporkan klien.  Fungsi utama analis adalah mengajarkan arti dari proses tersebut kepada klien sehingga klien memperoleh pemahaman terhadap masalahnya.
Tahap-Tahap Konseling
     Pertama-tama konselor harus membuat suatu hubungan kerjasama dengan klien dan kemudian melakukan serangkaian kegiatan mendengarkan dan menafsirkan. Konselor memberikan perhatian kepada resistensi atau penolakan klien. Sementara klien berbicara, konselor mendengarkan dan memberikan penafsiran yang memadai fungsinya adalah pempercepat proses penyadaran hal-hal yang tersimapan dalam ketidaksadaran.
Menata proses teraputik yang demikian dalam konteks pemahaman struktur kepribadian dan psikodinamika memungkinkan konselor merumuskan masalah klient secara yang sesungguhnya. Sebab satu fungsi sentral konselor adalah mengajar klient mengenal makna proses ini sehingga klient dapat memperoleh tilikan terhadap masalahnya, peningkatan kesadarannya terhadap cara-cara mengubah dan mendapatkan kontrol yang lebih rasional terhadap hidupnya.
Klient harus ada kemauan untuk menyanggupi dirinya sendiri untuk melakukan proses terapi dalam jangka panjang. Setiap pertemuan biasanya berlangsung satu jam. Setelah beberapa pertemuan tatap muka dengan konselor, klient kemudian melakukan kegiatan asosiasi bebas, yaitu klient mengatakan apa saja yang terlintas dalam pikiranya. Proses asosiasi bebas ini dikenal sebagai aturan yang fundamental dalam psikoanalisa.
Selama terapi, klient maju melalui tahapan-tahapan tertentu yaitu: pengembangan suatu hubungan dengan analisis, mengalami krisis penyembuhan, mendapatkan tilikan terhadap pengalaman masa lampau yang tidak disadari, pengembangan resistensi untuk memahami diri sendiri, pengembangan hubungan transparansi dengan konselor, bekerja dengan hal-hal yang resistensi dan tertutup, dan mengakhiri terapi.

Teknik Spesifik Konseling
            Teknik pada terapi pskodinamik disesuaikan untuk meningkatkan kesadaran, memperoleh pemahaman intelektual atas tingkah laku klien. Teknik dasar psiko-analitik adalah sebagai berikut
Asosiasi bebas
            Pada teknik ini klien diminta untuk membersihkan pikiranya dari renungan sehri-hari dan mengatakan apapun yang melintas dipikiranya.  Teknik asosiasi bebas adlah suatu metode untuk memanggil pengalaman masa lampau klien dan pelepasan emosi yang berkaitan dengan suasana traumatik  atau menyakitkan di masa lalu. Teknik ini dapat disebut juga katarsis.  Katarsis mendorong klien untuk menyalurkan semua perasaan yang terpendam. Selama tahap ini analis harus mengenali bahan-bahan  yang direpres dan dikurung dalam ketaksadaran lalu ia menafsirkan bahan tersebut dan menyampaikannya kepada klien untuk meningkatkan pemahaman atas yang tidak disadari klien.
 Penafsiran
Penafsiran adalah prosedur dasar dalam menganalisis asosiasi bebas, mimpi-mimpi, resistensi, dan transferensi. Penafsiran berfungsi untuk mendorong ego mengasimilasi bahan baru dan mempercepat proses penyingkapan ketaksadaran.
Analisis mimpi
            Mimpi memiliki dua taraf isi, isi laten dan isi manifest. Isi laten terdiri dari motif-motif yang disamarkan, tersembunyi, dan tidak disadari. Karena menyakitkan dan mengancam dorongan seksual dan agresif tak sadar tang merupakan isi laten ditranformasikan menjadi isimanifes yang lebih dapat diterima, yakni mimpi si pemimpi.
           
Kelemahan dan Kelebihan
Beberapa kelemahan konseling psikoanalisis adalah sebagai berikut:
1.      Pendekatan ini menghabiskan waktu dan biaya yang banyak.
2.      Pendekatan ini tidak terlalu berguna bagi konseli lansia atau bahkan sekelompok yang bervariasi. Yang paling banyak mendapatkan keuntungan dengan pendekatan ini adalah pira paru baya dan wanita yang tertekan dalam hidupnya.
3.      Di luar harapan Freud, pndekatan ini telah diklaim secara eksklusif oleh para psikiater.
4.      Pendekatan ini berdasarkan pada banyak konsep yang tidak mudah dipahami atau dikomunikasikan.
5.      Pendekatan ini membutuhkan ketekunan.
6.      Pendekatan ini tidak begitu cocok dengan kebutuhan kebanyakan individu yang mencari konseling profesional.
Beberapa kelebihan konseling psikoanalisis adalah sebagai berikut:
1.      Pendekatan ini menekankan pada pentingnya seksualitas dan alam tidak sadar dalam tingkah laku manusia.
2.      Pendekatan ini memberikan sumbangan pada penelitian-penelitian empiris; bersifat heuristik.
3.      Pendekatan ini menyediakan dasar teoritis yang mendukung sejumlah instrumen diagnostik.
4.      Pendekatan ini tampaknya efektif bagi mereka yang menderita berbagai macam gangguan, termasuk histeria.

5.      Pendekatan ini menekankan pentingnya tahap perkembangan pertumbuhan.

0 komentar:

Posting Komentar

silahkan tinggalkan pesan. saya harap kita bisa berteman. semoga blog ini bermanfaat, amin : )